BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS »

Minggu, 22 November 2009


PMR peduli Lansia dan Balita

Kegiatan diawali dengan bincang-bincang antara anggota PMR dengan Pengurus Panti dan dilanjutkan dengan mendengarkan cerita suka duka nenek dan kakek selama tinggal di panti. Ada cerita lucu dan sedih yang disampaikan oleh perwakilan kakek dan nenek.

Disamping itu anggota PMR juga memberikan hiburan kepada kakek dan nenek, mereka bernyanyi dan menari bersama. Kedatangan anggota PMR disambut gembira oleh para penghuni Panti Werda, ditambah lagi mereka datang membawa bingkisan berupa makanan dan pakaian kepada kakek dan nenek.

Kegiatan dilakukan dengan tujuan untuk menumbuhkan rasa kepedulian dan perhatian anggota PMR kepada nenek dan kakek yang tinggal jauh dari keluarganya, bahkan sama sekali tidak memiliki keluarga. Bahkan ada seorang nenek yang menangis disaat menerima peluk cium dari salah seorang anggota PMR dan disambut usapan air mata dengan penuh kasih sayang oleh anggota PMR tersebut. Hal ini terbukti bahwa betapa sang nenek sangat merindukan seorang belaian seorang cucu dan kasih sayang sanak saudara.

Sedangkan di Panti Balita, anggota PMR melakukan kunjungan langsung adik-adik balita sambil memberikan makanan ringan, pakaian dan mainan untuk balita. Salah seorang anggota PMR menitikkan air mata disaat memeluk seorang bayi mungil yang sedang bermain di box bayi. Perasaan terharu dan ikut merasakan apa yang terjadi pada balita karena ditinggal oleh keluarga tercinta sehingga balita harus tinggal di Panti Balita tersebut.

Diharapkan kegiatan ini dapat menumbuhkan rasa kepedulian terhadap sesama khususnya bagi anak yang kurang beruntung, karena tidak mempunyai keluarga atau tidak diketahui asal-usul keluarganya.

Semoga kehadiran anggota PMR dapat memberikan semangat baru bagi kakek dan nenek yang tinggal di Panti Werda.

sosialisasi larangan belok kiri

belok-kiri

Sosialisasi Larangan Belok Kiri Yang Buruk, Denda Rp 250,000

Peraturan Pemerintah No. 43/1993, Pasal 59 Ayat 3 yang lama berbunyi “Pengemudi dapat langsung belok ke kiri pada setiap persimpangan jalan, kecuali ditentukan lain oleh rambu-rambu atau alat pemberi isyarat lalu lintas pengatur belok kiri” lalu di revisi menjadi Undang Undang Lalu Lintas UU No. 22/2009 Pasal 112 ayat 3 yang berbunyi “Pada persimpangan Jalan yang dilengkapi Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas, Pengemudi Kendaraan dilarang langsung berbelok kiri, kecuali ditentukan lain oleh Rambu Lalu Lintas atau Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas

Mohon dibaca hati-hati UU ini pengartiannya bisa disalah gunakan kalau orang pandai bersilat lidah. Arti yang saya tangkap SEMUA JALAN RAYA BAIK YANG ADA ISYARAT BELOK KIRI BOLEH LANGSUNG MAUPUN YANG TIDAK ADA, SEMUA PENGENDARA DI LARANG BERBELOK KIRI TERKECUALI DI PERBOLEHKAN/DITENTUKAN OLEH POLISI LALU LINTAS ATAU RAMBU LALU LINTAS. Menurut singkat saya aturan baru ini melarang semua pengguna jalan untuk belok kiri langsung, dan hanya akan diperbolehkan jika polisi lalu lintas yang mengatur traffic lalu lintas memperbolehkan atau rambu lalu lintas.

agar kalian bisa membedakan.

Sayangnya sosialisasi untuk peraturan baru ini mungkin boleh di katakan tidak ada sama sekali, jujur saja coba kalian tanya teman saja apa dia tau aturan baru ini? saya yakin 7 dari 10 teman kalian tidak tau aturan baru ini. Ini buruk sekali seharusnya sosialisasi di lakukan dengan media yang mencakup seluruh indonesia (dalam hal ini karena ini merupakan aturan dalam negara kesatuan republik indonesia), dalam hal ini stasiun TV-lah yang berperan sangat penting karena bisa menjangkau hampir seluruh Indonesia, seharusnya ada iklan layanan masyarakat yang mensosialisasikan aturan baru ini agar dengan cepat semua masyarakat umum tau.

Buruknya karena sosialisasi aturan baru ini tidak dilakukan sekarang banyak sekali terjadi pungutan liar (pungli) yang dilakukan oleh pihak polisi lalu lintas sendiri yang mungkin merupakan oknum “sedikit nakal” tidak tanggung-tanggung sekali melanggar dendanya Rp 250.000 lumayan bisa buat beli bakso berapa mangkok tuh….?? :D

Sama seperti kejadian kemarin aturan ini membuat traffic lalu lintas menjadi kacau balau, terutama di lampu merah coba kalian perhatikan di tempat masing-masing…. Saya kemarin waktu berhenti di kiri lampu merah ada mobil di belakang klakson terus dan marah² saya heran kenapa itu orang apa dia nggak tau aturan belok kiri dilarang, saya lihat juga tidak ada rambu² yang memberikan isyarat belok kiri, lalu akhirnya saya mengalah saya bergeser sedikit untuk memberikan ruang mobil itu, kemudian mobil itu tancap gas belok kiri dengan sangat tidak berdosa… lucunya disitu ada POLISI yang lihat tapi cuma diam saja, Bagaimana ini… aturan kok kacau balau… tanya kenapaaaa?????????????????????????

Budaya Rumah adat Minangkabau


Rumah Adat Minangkabau (Bagonjong)

minang1

Rumah adat minangkabau memiliki bentuk yang khas terutama pada bentuk atapnya yang disebut sebagai atap GONJONG atau BAGONJONG.

Dalam materi kali ini saya mencoba menguraikan tahapan membuat atap gonjong tersebut dengan AutoCAD, dimana ini adalah request dari mahasiswa.

Garis atap disebut dengan garis jurai, baik itu jurai dalam atau jurai luar. Khusus untuk atap GONJONG sering disebut dengan garis ALUA JO PATUIK, atau jika diterjemahkan dengan kasar; garis yg dalam pembuatannya secara di ulur/di kira-kira dan di tatap/di perhatikan ==> mungkin secara coba-coba :)

Pertama buat dulu sebuah persegi panjang dengan ukuran 25 x 20 satuan (ukuran ini hanya asumsi, tergantung kondisi lapangan)

Selengkapnya»

image006

→ Setelah itu buat sebuah segitiga dengan tinggi 8 satuan

image008

Kemudian buat sebuah garis lurus ditarik dari tengah garis sisi kanan ke arah kanan sejauh 16 satuan →Dan buat sebuah garis lengkung dengan perintah ARC, atur bentuk lengkung sebaik mungkin → Setelah itu, mirror garis lengkung tersebut

image010image012

Kemudian dengan perintah ROTATE3D → putar sebesar 900 segitiga yang pertama(ketinggian 8 satuan) → putar sebesar 1050 segitiga yang kedua (ketinggian 16 satuan yang memiliki garis lengkung).

image014

gonjong1

Copy 1 buah segitiga pertama (ketinggian 8 satuan) tepat di tengah gambar atap.

image0171gonjong2

Setelah itu lihat gambar atap ini dari tampak samping. Dengan perintah POLYLINE buat garis bubungan dengan cara;

Pertama, klik POLYLINE, kemudian klik puncak segitiga pertama, kemudian klik puncak segitiga di tengah, kemudian ketik huruf A (garis polyline menjadi ARC), klik puncak bubungan terakhir.

gonjong3

Hapus segitiga di tengah → Aktifkan toolbar SURFACE → image029

Setelah itu pada kotak command prompt ketikkan perintah berikut ini:

  • SURFTAB1
  • 20
  • SURFTAB2
  • 20

atau jika dilihat pada tampilan command image031

Surftab dengan nilai 20 berarti jumlah jaring/net-nya sejumlah 20 buah.

Klik icon EDGE SURFACE image032 klik empat buah garis atap pembentuk gonjong klik secara berurutan → setelah itu akan langsung terlihat arsir atap bagonjong

image034image036

gonjong4

Lakukan juga untuk sisi lainnya, atau lebih baik dengan me-MIRROR-kan atap gonjong yang sudah ada

image041image039

Setelah itu tergantung kreatifitas anda….

image037

gonjong5

image043

image045

Budaya Leak


Asal Usul leak


http://www.parissweethome.com/bali/images/ratuLeak02.jpg

Leak merupakan suatu ilmu kuno yang diwariskan oleh leluhur Hindu di Bali.

Pada zaman sekarang ini orang bertanya-tanya apa betul leak itu ada?, apa betul leak itu menyakiti?
Secara umum leak itu tidak menyakiti, leak itu proses ilmu yang cukup bagus bagi yang berminat.
Karena ilmu leak juga mempunyai etika-etika tersendiri.

Tidak gampang mempelajari ilmu leak.
Dibutuhkan kemampuan yang prima untuk mempelajari ilmu leak.
Di masyarakat sering kali leak dicap menyakiti bahkan bisa membunuh manusia, padahal tidak seperti itu.
Ilmu leak juga sama dengan ilmu yang lainnya yang terdapat dalam lontar-lontar kuno Bali.

Dulu ilmu leak tidak sembarangan orang mempelajari, karena ilmu leak merupakan ilmu yang cukup rahasia sebagai pertahanan serangan dari musuh.
Orang Bali Kuno yang mempelajari ilmu ini adalah para petinggi-petinggi raja disertai dengan bawahannya.
Tujuannya untuk sebagai ilmu pertahanan dari musuh terutama serangan dari luar.
Orang-orang yang mempelajari ilmu ini memilih tempat yang cukup rahasia, karena ilmu leak ini memang rahasia.

Jadi tidak sembarangan orang yang mempelajari.
Namun zaman telah berubah otomatis ilmu ini juga mengalami perubahan sesuai dengan zamannya.
Namun esensinya sama dalam penerapan.
Yang jelas ilmu leak tidak menyakiti.

Yang menyakiti itu ilmu teluh atau nerangjana, inilah ilmu yang bersifat negatif, khusus untuk menyakiti orang karena beberapa hal seperti balas dendam, iri hati, ingin lebih unggul, ilmu inilah yang disebut pengiwa.
Ilmu pengiwa inilah yang banyak berkembang di kalangan masyarakat seringkali dicap sebagai ilmu leak.

Seperti yang dikatakan diatas leak itu memang ada sesuai dengan tingkatan ilmunya termasuk dengan endih leak.
Endih leak ini biasanya muncul pada saat mereka lagi latihan atau lagi bercengkrama dengan leak lainnya baik sejenis maupun lawan jenis.
Munculnya endih itu pada saat malam hari khususnya tengah malam.
Harinya pun hari tertentu tidak sembarangan orang menjalankan untuk melakukan ilmu tersebut.

Mengapa ditempat angker?
Ini sesuai dengan ilmu leak dimana orang yang mempelajari ilmu ini harus di tempat yang sepi, biasanya di kuburan atau di tempat sepi.
Endih ini bisa berupa fisik atau jnananya (rohnya) sendiri, karena ilmu ini tidak bisa disamaratakan bagi yang mempelajarinya.
Untuk yang baru-baru belajar, endih itu adalah lidahnya sendiri dengan menggunakan mantra atau dengan sarana.
Dalam menjalankan ilmu ini dibutuhkan sedikit upacara.
Sedangkan yang melalui jnananya (rohnya), pelaku menggunakan sukma atau intisari jiwa ilmu leak.
Sehingga kelihatan seperti endih leak, padahal ia diam di rumahnya. Yang berjalan hanya jiwa atau suksma sendiri.

Bentuk endih leak ini beraneka ragam sesuai dengan tingkatannya.
Ada seperti bola, kurungan ayam, tergantung pakem (etika yang dipakai).
Ilmu ini juga memegang etika yang harus dipatuhi oleh penganutnya.

Endih leak ini tidak sama dengan sinar penerangan lainnya, kalau endih leak ini biasanya tergantung dari yang melihatnya.
Kalau yang pernah melihatnya, endih berjalan sesuai dengan arah mata angin, endih ini kelap-kelip tidak seperti penerangan lainnya hanya diam.

Warnanya pun berbeda, kalau endih leak itu melebihi dari satu warna dan endih itu berjalan sedangkan penerangan biasanya warna satu dan diam.
Karena endih leak ini memiliki sifat gelombang elektromagnetik mempunyai daya magnet.

Ilmu leak tidak menyakiti.
Orang yang kebetulan melihatnya tidak perlu waswas.
Bersikap sewajarnya saja.
Kalau takut melihat, ucapkanlah nama nama Tuhan.
Endih ini tidak menyebabkan panas.

Dan endih tidak bisa dipakai untuk memasak karena sifatnya beda.
Endih leak bersifat niskala, tidak bisa dijamah.

Leak Shoping di Kuburan

Pada dasarnya, ilmu leak adalah ilmu kerohanian yang bertujuan untuk mencari pencerahan lewat aksara suci. Dalam aksara Bali tidak ada yang disebut leak.
Yang ada adalah “liya, ak” yang berarti lima aksara (memasukan dan mengeluarkan kekuatan aksara dalam tubuh melalui tata cara tertentu).

Lima aksara tersebut adalah Si, Wa, Ya, Na, Ma.
- Si adalah mencerminkan Tuhan
- Wa adalah anugrah
- Ya adalah jiwa
- Na adalah kekuatan yang menutupi kecerdasan
- Ma adalah egoisme yang membelenggu jiwa

Kekuatan aksara ini disebut panca gni (lima api). Manusia yang mempelajari kerohanian apa saja, apabila mencapai puncaknya dia pasti akan mengeluarkan cahaya (aura).

Cahaya ini keluar melalui lima pintu indria tubuh yakni telinga, mata, mulut, ubun-ubun, serta kemaluan.

Pada umumnya cahaya itu keluar lewat mata dan mulut. Sehingga apabila kita melihat orang di kuburan atau tempat sepi, api seolah-olah membakar rambut orang tersebut.

Pada prinsipnya, ilmu leak tidak mempelajari bagaimana cara menyakiti seseorang. Yang dipelajari adalah bagaimana mendapatkan sensasi ketika bermeditasi dalam perenungan aksara tersebut.

Ketika sensasi itu datang, maka orang itu bisa jalan-jalan keluar tubuhnya melalui ngelekas atau ngerogo sukmo. Kata ngelekas artinya kontaksi batin agar badan astra kita bisa keluar. Ini pula alasannya orang ngeleak.
Apabila sedang mempersiapkan puja batinnya disebut angeregep pengelekasan. Sampai di sini roh kita bisa jalan-jalan dalam bentuk cahaya yang umum disebut endih.

Bola cahaya melesat dengan cepat. Endih ini adalah bagian dari badan astral manusia (badan ini tidak dibatasi oleh ruang dan waktu)
Di sini pelaku bisa menikmati keindahan malam dalam dimensi batin yang lain. Jangan salah, dalam dunia pengeleakan ada kode etiknya.
Sebab tidak semua orang bisa melihat endih. Juga tidak sembarangan berani keluar dari tubuh kasar kalau tidak ada kepentingan mendesak.

Peraturan yang lain juga ada seperti tidak boleh masuk atau dekat dengan orang mati. Orang ngeleak hanya shoping-nya di kuburan (pemuwunan).
Apabila ada mayat baru, anggota leak wajib datang ke kuburan untuk memberikan doa agar rohnya mendapat tempat yang baik sesuai karmanya.
Begini bunyi doa leak memberikan berkat : “ong, gni brahma anglebur panca maha butha, anglukat sarining merta. mulihankene kite ring betara guru, tumitis kita dadi manusia mahatama. ong rang sah, prete namah”.

Sambil membawa kelapa gading untuk dipercikan sebagai tirta. Nah, di sinilah ada perbedaan pandangan bagi orang awam. Dikatakan bahwa leak ke kuburan memakan mayat, atau meningkatkan ilmu.
Kenapa harus di kuburan? Paham leak adalah apa pun status dirimu menjadi manusia, orang sakti, sarjana, kaya, miskin, akan berakhir di kuburan.

Tradisi sebagian orang di India tidak ada tempat tersuci selain di kuburan. Kenapa demikian?
Di tempat inilah para roh berkumpul dalam pergolakan spirit.
Di Bali kuburan dikatakan keramat, karena sering muncul hal-hal yang menyeramkan. Ini disebabkan karena kita jarang membuka lontar tatwaning ulun setra.
Sehingga kita tidak tahu sebenarnya kuburan adalah tempat yang paling baik untuk bermeditasi dan memberikan berkat doa.
Sang Buda Kecapi, Mpu Kuturan, Gajah Mada, Diah Nateng Dirah, Mpu Bradah, semua mendapat pencerahan di kuburan.
Di Jawa tradisi ini disebut tirakat.

Leak juga mempunyai keterbatasan tergantung dari tingkatan rohani yang dipelajari. Ada tujuh tingkatan leak.
Leak barak (brahma).
Leak ini baru bisa mengeluarkan cahaya merah api. Leak bulan, leak pemamoran, leak bunga, leak sari, leak cemeng rangdu, leak siwa klakah.
Leak siwa klakah inilah yang tertinggi. Sebab dari ketujuh cakranya mengeluarkan cahaya yang sesuai dengan kehendak batinnya.

Setiap tingkat mempunyai kekuatan tertentu. Di sinilah penganut leak sering kecele, ketika emosinya labil.

Ilmu tersebut bisa membabi buta atau bumerang bagi dirinya sendiri. Hal inilah membuat rusaknya nama perguruan.
Sama halnya seperti pistol, salah pakai berbahaya. Makanya, kestabilan emosi sangat penting, dan disini sang guru sangat ketat sekali dalam memberikan pelajaran.
Selama ini leak dijadikan kambing hitam sebagai biang ketakutan serta sumber penyakit, atau aji ugig bagi sebagian orang.
Padahal ada aliran yang memang spesial mempelajari ilmu hitam disebut penestian. Ilmu ini memang dirancang bagaimana membikin celaka, sakit, dengan kekuatan batin hitam.
Ada pun caranya adalah dengan memancing kesalahan orang lain sehingga emosi. Setelah emosi barulah dia bereaksi.
Emosi itu dijadikan pukulan balik bagi penestian. Ajaran penestian menggunakan ajian-ajian tertentu, seperti aji gni salembang, aji dungkul, aji sirep, aji penangkeb, aji pengenduh, aji teluh teranjana. Ini disebut pengiwa (tangan kiri).

Kenapa tangan kiri, sebab setiap menarik kekuatan selalu memasukan energi dari belahan badan kiri.
Pengiwa banyak menggunakan rajah-rajah (tulisan mistik). Juga pintar membuat sakit dari jarak jauh, dan dijamin tidak bisa dirontgent di lab.
Yang paling canggih adalah cetik (racun mistik). Aliran ini bertentangan dengan pengeleakan. Apabila perang, beginilah bunyi mantranya, ong siwa gandu angimpus leak, siwa sumedang anundung leak, mapan aku mapawakan segara gni…bla…bla.

Ilmu Leak ini sampai saat ini masih berkembang karena pewarisnya masih ada, sebagai pelestarian budaya Hindu di Bali dan apabila ingin menyaksikan leak ngendih datanglah pada hari Kajeng Kliwon Enjitan di Kuburan pada saat tengah malam.

Minggu, 06 September 2009

Budaya Wayang kulit

Wayang Kulit

Budaya warisan Bangsa yang perlu terus di lertarikan. Namun akhir masa ini semakin sedikit peminatnya, kenapa? mungkin bahasa yang susah di mengerti, aau alur cerita yang monoton. wayang kulit yang di mainkan oleh seorang dalang dan di iringi gamelan merupakan tradisi leluhur yang wajib kita lestarikan.

Wayang kulit adalah seni pertunjukan yang telah berusia lebih dari setengah milenium. Kemunculannya memiliki cerita tersendiri, terkait dengan masuknya Islam Jawa. Salah satu anggota Wali Songo menciptakannya dengan mengadopsi Wayang Beber yang berkembang pada masa kejayaan Hindu-Budha. Adopsi itu dilakukan karena wayang terlanjur lekat dengan orang Jawa sehingga menjadi media yang tepat untuk dakwah menyebarkan Islam, sementara agama Islam melarang bentuk seni rupa. Alhasil, diciptakan wayang kulit dimana orang hanya bisa melihat bayangan.

Pagelaran wayang kulit dimainkan oleh seorang yang kiranya bisa disebut penghibur publik terhebat di dunia. Bagaimana tidak, selama semalam suntuk, sang dalang memainkan seluruh karakter aktor wayang kulit yang merupakan orang-orangan berbahan kulit kerbau dengan dihias motif hasil kerajinan tatah sungging (ukir kulit). Ia harus mengubah karakter suara, berganti intonasi, mengeluarkan guyonan dan bahkan menyanyi. Untuk menghidupkan suasana, dalang dibantu oleh musisi yang memainkan gamelan dan para sinden yang menyanyikan lagu-lagu Jawa.

Tokoh-tokoh dalam wayang keseluruhannya berjumlah ratusan. Orang-orangan yang sedang tak dimainkan diletakkan dalam batang pisang yang ada di dekat sang dalang. Saat dimainkan, orang-orangan akan tampak sebagai bayangan di layar putih yang ada di depan sang dalang. Bayangan itu bisa tercipta karena setiap pertunjukan wayang memakai lampu minyak sebagai pencahayaan yang membantu pemantulan orang-orangan yang sedang dimainkan.

Setiap pagelaran wayang menghadirkan kisah atau lakon yang berbeda. Ragam lakon terbagi menjadi 4 kategori yaitu lakon pakem, lakon carangan, lakon gubahan dan lakon karangan. Lakon pakem memiliki cerita yang seluruhnya bersumber pada perpustakaan wayang sedangkan pada lakon carangan hanya garis besarnya saja yang bersumber pada perpustakaan wayang. Lakon gubahan tidak bersumber pada cerita pewayangan tetapi memakai tempat-tempat yang sesuai pada perpustakaan wayang, sedangkan lakon karangan sepenuhnya bersifat lepas.

Cerita wayang bersumber pada beberapa kitab tua misalnya Ramayana, Mahabharata, Pustaka Raja Purwa dan Purwakanda. Kini, juga terdapat buku-buku yang memuat lakon gubahan dan karangan yang selama ratusan tahun telah disukai masyarakat Abimanyu kerem, Doraweca, Suryatmaja Maling dan sebagainya. Diantara semua kitab tua yang dipakai, Kitab Purwakanda adalah yang paling sering digunakan oleh dalang-dalang dari Kraton Yogyakarta. Pagelaran wayang kulit dimulai ketika sang dalang telah mengeluarkan gunungan. Sebuah pagelaran wayang semalam suntuk gaya Yogyakarta dibagi dalam 3 babak yang memiliki 7 jejeran (adegan) dan 7 adegan perang. Babak pertama, disebut pathet lasem, memiliki 3 jejeran dan 2 adegan perang yang diiringi gending-gending pathet lasem. Pathet Sanga yang menjadi babak kedua memiliki 2 jejeran dan 2 adegan perang, sementara Pathet Manura yang menjadi babak ketiga mempunyai 2 jejeran dan 3 adegan perang. Salah satu bagian yang paling dinanti banyak orang pada setiap pagelaran wayang adalah gara-gara yang menyajikan guyonan-guyonan khas Jawa.


Pertunjukan wayang kulit telah diakui oleh UNESCO pada tanggal 7 November 2003, sebagai karya kebudayaan yang mengagumkan dalam bidang cerita narasi dan warisan yang indah dan berharga ( Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity ). Wayang kulit lebih populer di Jawa bagian tengah dan timur, sedangkan wayang golek lebih sering dimainkan di Jawa Barat.